Iran
yang Tidak Saya Lihat
Oleh Abdurrahman Wahid
Orang punya perkiraan masing-masing tentang perkembangan di Iran. Untuk mewakili aspirasi
aneka pendapat, dari mereka yang tidak melihat sendiri perkembangan disana, penulis ingin
menyajikan persepsinya sendiri - yang untuk lebih 'sip'-nya akan dibuat dengan cara tanya
jawab.
Siapa sajakah
pelaku utama lakon sejarah di Iran , yang berhasil
menggulingkan bekas Shah Reza Pahlevi dan mendirikan sebuah Republik Islam?
Kaum
mullah, Khomeini dan Bani Sadr
Mengapa
Khomeini dipisahkan dari kaum mullah, padahal ia seorang ayatullah?
Karena
Khomeini ingin mewakili semua mullah. Sedangkan kaum mullah yang mendominasi parlemen (
majlis) dan pemerintahan hanya minoritas - hanya tujuh ribu orang dari lebih delapan puluh ribu, menurut pemimpin redaksi
harian terkemuka Kheyhan yang terbit
di Teheran, Amir Tehiri. Artinya mayoritas mullah tidak mendukung partai yang dianggap
mewakili aspirasi mereka, yaitu Partai Republik Islam (PRI).
Kalau jumlah mereka begitu kecil, mengapa para mullah
yang tergabung dalam PRI dapat menguasai kehidupan politik?
Karena
yang lain pasif. Juga karena para mullah PRI bekerja sama dengan kelompok intelektuil
muslim yang berpandangan idealis, ingin
menciptakan alternatif masyarakat Islam bagi semua masyarakat
lain yang ada di dunia.
Kelompok
intelektuil idealis ini bercorak dua: yang
militan dan tidak mau kompromi dengan paham dan golongan lain, dan yang moderat seperti
Bani Sadr dan Bazargan. Intelektuil moderat
menolak kerja sama dengan mullah PRI, tetapi mau bekerja sama dengan mayoritas mullah yang
diandaikan menunjuk Ayatullah Khomeini
sebagai pembawa aspirasi mereka. Intelektuil militan mengisi komiteh , alat ampuh
untuk menggerakkan massa dan menguasai pemerintahan di tingkat bawah. Juga menyediakan
tenaga untuk Hizbullah, laskar keagamaan yang merupakan momok bagi golongan-golongan lain.
Setelah Sekjen
PRI Ayatullah Behesti mati, akan berantakan partai tersebut - dan dengan sendirinya
kekuatan kaum mullah minoritas yang serba
keras dan militan itu?
Tidak.
Karena intelektuil dan aktivis diluar mullah akan tetap
mendukung mereka. Kebutuhan mereka akan jalur hubungan ke rakyat dan pemberi legitimasi
bagi aspirasi mereka adalah kaum mullah itu. Mereka akan ganti Behesti.
Siapa
yang akan menjadi lawan PRI setelah partai ini berhasil menyingkirkan Bani Sadr?
Masih
tetap Bani Sadr, kalau ia mau menyusun kekuatan..Ia adalah simbol yang dibutuhkan untuk
mempersatukan kelompok kiri (Marxis-Leninis seperti Fedayen-e-Khalq dan Marxis-Muslim
seperti Mojahedin-e-Khalq), kelompok nasionalis demokrat (Bazargan, Sanjabi) dan
intelektuil muslim moderat (yazdi, Ghobtzadeh, Noubari). Tetapi kalau ia tidak mau
memimpin perjuangan berkepanjangan secara tuntas (tidak hanya melalui tulisan kolom saja,
melainkan dalam bentuk gerakan dengan strukturnya sendiri), jelas hanya kaum kiri yang
akan memimpin perlawanan. Bazargn tidak ada ausdauer untuk itu. Sanjabi hanya punya
pengikut di lingkungan 'cabang atas'.
Mengapa
anda mengatakan 'kalau Bani Sadr......'
Karena
hakekat peranan sejarah Bani Sadr memang masih teka-teki. Benarkah ia hanya seorang
kolumnis yang mendapat 'rejeki' jabatan kepresidenan? Tidak efektif sebagai pemimpin
gerakan menentang para mullah militan, tidak mampu mengorganisasi kekuatan nasional?
Apakah wajah lunak dan bodoh itu sebenarnya menyembunyikan strategi lain menghindari
konfrontasi politis nonverbal dan kaum mullah fanatik, untuk menjaga agar mayoritas mullah
yang tidak memihak PRI tidak turut ditentang dan di lawan?
Presiden
yang sengaja menampilkan wajah tidak efektif guna menyusun kekuatan dalam konsolidasi
front nasional di luar pemerintahan, untuk digunakan nanti? Apakah bukan tidak mungkin
Bani Sadr mengunakan taktik Muhammad Ali
dalam pertarungan melawan Foreman di Kinshasha: biarkan lawan menguras kekuatan,
kita hindari pertarungan? Ya, siapa tahu siapa sebenarnya Bani Sadr dibalik wajahnya yang
begitu penuh mencerminkan jiwa kolumnis baik-baik saja?
Anda malahan
berbalik bertanya! Kalau benar perkiraan Bani
Sadr akan memimpin perlawanan, siapa yang akan mendukungnya?
Macam-macam.
Kaum intelektuil moderat sudah pasti
sepenuhnya. Kaum kiri menyediakan tenaga. Kaum profesional sumbangan penting dalam
struktur teknis untuk melawan masinasi golongan yang memerintah. Tetapi mayoritas kaum
mullah sudah tentu menyembunyikan dukungan mereka serapi mungkin. Bukankah tidak pantas
kalu kalau sesama mullah sampai berperang ? Ada lagi : golongan minoritas etnis, budaya
(para seniman dan budayawan ) dan agama.
Kalau Bukan
Bani Sadr, kaum yang akan tampil, menurut perkiraan anda, bagaimana 'kans' mereka?
Cukup
baik. Bukankah lawannya hanya minoritas ? Mereka mengajukan klaim mayoritas tetapi lambat
laun akan ketahuan kedoknya. Kalau keadaan ekonomi memburuk, suatu hal yang hampir
dipastikan, kelompok lain akan medukung mereka : buruh, pegawai pemerintah, tani, pedagang
dan seterusnya. Gabungan kiri muslim dan
non-muslim akan sangat menarik bagi orang banyak. Tinggal mampukah mereka menciptakan
kekuatan nyata, bukan sekedar hipotesis belaka.
Di
mana tempat Khomeini dalam semua kemelut itu?
Selama
ini ia menjadi pemain akrobat. Menunjang para mullah minoritas militan yang aktif. Tetapi
tidak ingin menyudutkan mayoritas mullah yang tidak mendukung PRI yang lebih dewasa dan
berimbang dalam pandangan hidup. Juga supaya memayungi semua unsur kehidupan. Tetapi gagal
memelihara keseimbangan, sekarang sepenuhnya menjadi 'tangkapan' PRI. Itupun kalau kalau
demikian halnya. Bisa jadi ia masih mencoba meraih kembali kedudukan pengimbang itu. Siapa
tahu bukannya ia yang justru menyembunyikan Bani Sadr sekarang ?
Ah...
!
(Sumber:
TEMPO, 11 Juli 1981) |